Berita Teater Koma
Berita
- Details
RORO JONGGRANG
Venue: Graha Bhakti Budaya
Tanggal : 14 - 16 Oktober 2022
Jam Pertunjukan : Jumat = 19.30 WIB • Sabtu = 13.00 WIB & 19.30 WIB • Minggu = 13.00 WIB
TEATER KOMA, produksi ke-225, 2022
Naskah Karya & Sutradara: N. Riantiarno
Info Tiket:
0821 22 7777 09 • 021 735 0460 • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Tiket Online:
GO-TIX.id
HTM:
Rp. 150.000| Rp. 200.000 | Rp. 300.000 | Rp. 450.000 | Rp. 650.000
Pemain:
SEKAR DEWANTARI • RANGGA RIANTIARNO • budi ros • RATNA RIANTIARNO
RITA MATUMONA • DAISY LANTANG • SUNTEA SISCA • DANA HASSAN • DLL.
Pekerja:
penata artistik: idries pulungan • penata musik: fero a. Stefanus
penata cahaya: deray setyadi • penasehat rias: subarkah hadisarjana
Multimedia: DEDEN BULQINI • penata gerak: ratna ully
penata rias & rambut: sena sukarya • penata busana: RIMA ANANDA
Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO • Instruktur Vokal: AJENG DESTRIAN
Perancang Grafis: RA7DIKA • Manajer Panggung: BAYU DHARMAWAN SALEH
Pimpinan Produksi: RATNA RIANTIARNO
Sinopsis
RORO JONGGRANG, putri Kerajaan Boko, terpaksa menerima sebuah lamaran. Datangnya bukan dari sembarang orang. Sang pelamar adalah BANDUNG BONDOWOSO, Putra Mahkota Pengging. Masalahnya, dia juga yang telah menyerbu Boko, sekaligus membakar habis Raja dan Ratu Boko, orangtua Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang tidak tertarik pada lamaran raja-raja. Dia tak ingin jadi Permaisuri Raja. Dia hanya ingin punya kekasih rakyat biasa, bukan pangeran ataupun raja. Apalagi yang melamar kali ini sudah dia anggap sebagai musuh besar. Dendamnya membara.
Maka, lamaran diterima, dengan dua syarat. Yang pertama, Putra Mahkota harus membuat Sumur Jalatunda di atas Gunung Boko, pada satu pagi. Dan besok malamnya, Putra Mahkota harus membangun Seribu Candi, harus rampung dalam satu malam.
Dengan bantuan para lelembut, Sumur Jalatunda bisa dibangun. Kemudian, mulai membangun Seribu Candi, tetap dengan bantuan para lelembut. Nampaknya, dua syarat itu akan bisa dipenuhi. Roro Jonggrang mulai cemas. Dia memang tidak mau jadi istri Bandung Bondowoso. Dia mulai mencari akal untuk menggagalkan pembangunan Seribu Candi.
Kesaktian luar biasa yang dimiliki Bandung Bondowoso, ternyata bisa dijegal oleh tipu muslihat. Kisah ini menjadi bukti, bahwa kecurangan sudah ada sejak jaman dulu kala. Cinta, ternyata bisa dikalahkan oleh kecurangan.
Synopsis
RORO JONGGRANG, the princess of Boko Kingdom, accepts a proposal reluctantly. It came from not just anyone. The proposal came from BANDUNG BONDOWOSO, the Crown Prince of Pengging. The problem, he’s the one who had invaded Boko, and had also set ablaze the Boko King and Queen, Roro Jonggrang’s parents.
Roro Jonggrang is not interested with proposals from kings. She doesn’t want to be married to a King. She just wants a commoner husband, not a prince or a king. Even more so, the proposal came from a man whom she sees as her archenemy. Her desire for vengeance burns.
So, the proposal is accepted, with two requirements. The first, the Crown Prince must make the Jalatunda Well atop of Mount Boko, in the morning. Then, the night after, the Crown Prince must make The One Thousand Temples, done in one night.
With the aid of spirits, the Jalatunda Well is completed. Then, the building of The One Thousand Temples commences, still with the help of the spirits. It seems as though those two requirements will soon be met. This troubles Roro Jonggrang. In truth, she does not want to become Bandung Bondowoso’s wife. She starts devising plans to halt the construction of The One Thousand Temples.
It turns out, Bandung Bondowoso’s extraordinary powers falls victim to deception. This story is proof, that fraudulence has existed since long ago. Love, it turns out, can be swindled by deception and fraudulence.
- Details
Empat sutradara wanita dan empat lakon untuk #TeaterKomaPentasDiSanggar.
.
Sebuah upaya eksplorasi kreatif, bagian dari perjalanan panjang Teater Koma sebagai sebuah kelompok seni pertunjukan teater.
.
Masing-masing membawa visi dan interpretasi unik bagi empat lakon teater yang mereka garap. Masing-masing menempuh perjalanan kreatif yang berbeda dalam menyikapi lakon yang mereka tangani, demi menyajikan tontonan yang menarik tapi tetap penuh makna.
.
SARI MADJID: Sutradara lakon Padang Bulan karya N. Riantiarno. Jadi anggota Teater Koma sejak masa-masa awal. Tahun 1988 hingga 2004, memerankan tokoh Engtay dalam lakon Sampek Engtay. Tahun 2013, memerankan tokoh Ibu Brani dalam lakon Ibu. Sebagai sutradara, menyajikan perpaduan musik dan multimedia untuk lakon Padang Bulan, yang berkisah tentang perwujudan Rembulan pada berbagai masa dan kebudayaan.
.
RITA MATU MONA: Sutradara lakon Siti Seroja karya N. Riantiarno. Jadi anggota Teater Koma sejak masa-masa awal. Tahun 1988 hingga 2004, memerankan tokoh Suhiang dalam lakon Sampek Engtay. Tahun 2014, memerankan tokoh Cangik dalam lakon Republik Cangik. Sebagai sutradara, menghadirkan suasana tahun ‘70-an dalam lakon Siti Seroja lewat akting para pemain, didukung set panggung yang realistik.
.
PALKA KOJANSOW: Sutradara lakon Arsena karya N. Riantiarno. Naik pentas bersama Teater Koma sejak tahun 2013 di lakon Ibu. Tahun 2014, memerankan tokoh MC dalam lakon Republik Cangik. Sebagai sutradara lakon Arsena, memunculkan pandangan ekstentrik tokoh pelukis terhadap dunia sekelilingnya dengan dukungan artistik ciamik yang juga tidak kalah unik dan eksentrik.
.
SEKAR DEWANTARI: Sutradara lakon Arkanti karya N. Riantiarno. Naik pentas bersama Teater Koma sejak tahun 2013 di lakon Ibu. Tahun 2017, memerankan tokoh Poli Picum dalam lakon Opera Ikan Asin. Sebagai sutradara lakon Arkanti, berharap kisah tokoh utama yang tak mampu mewujudkan jati dirinya, karena selama ini terkekang oleh berbagai aturan, bisa jadi cermin dalam mencermati kondisi kita saat ini.
Link untuk menonton:
ARSENA: https://youtu.be/DL0uvxxOMJ8
ARKANTI: https://youtu.be/vLgsbZn7_dY
SITI SEROJA: https://youtu.be/Ri3AhMJoCRc
PADANG BULAN: https://youtu.be/LFljXmWICLY
.
#DigitalisasiKoma2021 #PerempuanBerkarya #TeaterKomaPentasDiSanggar
- Details
FESTIVAL 44, bagian dari perayaan HUT ke-44 Teater Koma, sebuah festival yang berlangsung selama 4 bulan. Berisikan tayangan-tayangan daring karya Teater Koma, terdiri dari dokumentasi lakon-lakon yang sudah pernah dipentaskan, dan juga pementasan baru di tahun 2021 ini.
.
Program-programnya adalah:
.
#NontonTeaterKomaDiRumah
Tiga judul pentas monumental dalam sejarah Teater Koma:
- OPERA PRIMADONA sebagai salah satu lakon bersejarah untuk Teater Koma, cerita yang menawan diiringi lagu dan tari yang indah.
- IBU, saduran dari naskah Bertolt Brecht, digarap secara kolosal. Salah satu pentas Teater Koma dengan detail terperinci pada artistiknya.
- J.J "SAMPAH-SAMPAH KOTA", merupakan pentas langsung terakhir Teater Koma sebelum masa pandemi. Pentas ini digelar di gedung Graha Bhakti Budaya, yang telah diratatanahkan untuk renovasi.
.
#Savitri
Persembahan terbaru dari Teater Koma. Sebuah cerita dari Saga Mahabarata.
.
Alkisah, Savitri menikahi Setiawan, pria pilihannya sendiri. Kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Nyawa Setiawan direnggut Batara Yamadipati.
.
Savitri tak menyerah. Dia ikuti Batara Yamadipati ke manapun dia pergi. Apa akal Savitri agar Sang Dewa Maut mau menghidupkan kembali Setiawan?
Naskah & Sutradara : N. RIANTIARNO
.
#TeaterKomaXKaryaKarsa
Menayangkan dokumentasi pementasan melalui layanan situs dan aplikasi Karya Karsa selama 3 bulan. Setiap bulan, akan ada 4 judul pementasan yang ditayangkan sebulan penuh.
.
#TeaterKomaPentasDiSanggar
Empat naskah baru yang akan direkam di sanggar Teater Koma.
.
#MonologTeaterKoma
Tiga monolog yang punya nilai historis, menguak sejumlah fakta di balik perjalanan tiga figur penting dalam perjalanan kreatif Teater Koma, yaitu N. Riantiarno, Ratna Riantiarno dan Syaeful Anwar.
.
.
#Festival44 #TeaterKoma
- Details
#DigitalisasiKoma: Sebuah Upaya Karya Dalam Pandemi
Tetap menatap masa depan dengan penuh harapan. Itu sikap kami. Salah satunya adalah dengan #DigitalisasiKoma. Karena teater bisa dibuat dengan cara apa saja, di mana saja, kapan saja, tanpa mengalah pada keadaan.
Dengan rangkaian program bertagar berikut:
#NontonTeaterKomaDiRumah – menikmati tayangan video rekaman sejumlah pentas Teater Koma melalui perangkat digital.
Sie Jin Kwie Kena Fitnah (2011)
Sabtu, 3 Oktober 2020
Opera Kecoa (2016)
Sabtu 17 Oktober 2020
Semar Gugat (2016)
Sabtu, 31 Oktober 2020
#NyanyiLaguTeaterKoma – mempersembahkan kembali lirik-lirik dari lagu yang ditulis N. Riantiarno untuk pentas-pentas Teater Koma, menggunakan komposisi yang selalu digunakan dalam pentas-pentas tersebut, dibawakan oleh sahabat-sahabat yang bertalenta. Menunjukkan bahwa lirik lagu karya N. Riantiarno tidak dibuat terpisah dari naskah, karena menjadi satu jalinan narasi yang sambung-menyambung hingga akhir kisah, tapi saat disajikan sebagai lagu tunggal, tetap memiliki pesonanya sendiri.
KLIK DI SINI untuk melihat playlist tayangan #NyanyiLaguTeaterKoma
atau dilihat per lagu sbb:
Gabriel Harvianto - TAKDIR PRIMADONA
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi Lagu : Idrus Madani
Aransemen Lagu : Fero A. Stefanus
Louise Monique - DAN PEREMPUAN
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi Lagu : Idrus Madani
Aransemen Lagu : Fero A. Stefanus
Netta Kusumah Dewi - ISTIRAHAT
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi Lagu : Embie C. Noer
Aransemen Lagu : Fero A. Stefanus
Slamet Rahardjo Djarot - HASRAT BATARA GURU
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi & Aransemen : Fero A. Stefanus
#TeaterKomaPentasDiSanggar – naskah-naskah baru berdurasi pendek yang direkam di sanggar Teater Koma pada masa pandemi dan disajikan di berbagai jalur media sosial Teater Koma
KLIK DI SINI untuk melihat playlist tayangan #TeaterKomaPentasDiSanggar
bisa juga disaksikan per judul sbb:
CINTA ITU
Naskah: N. Riantiarno
Sutradara : Ohan Adiputra
SEKADAR IMAJINASI
Naskah & Sutradara: Rangga Riantiarno
PANDEMI
Naskah: N. Riantiarno
Sutradara: Budi Ros
WABAH
Naskah: Budi Ros
Sutradara: Rangga Riantiarno
Ikuti terus kanal youtube Teater Koma dan media sosial kami, agar tidak ketinggalan konten dan karya-karya terbaru .
#PentasAkhirTahunTeaterKoma – sebuah lakon yang digelar di sebuah panggung pertunjukan, dengan kemasan artistik khas Teater Koma, yang akan disajikan di berbagai perangkat digital
Persembahan beragam karya dengan perspektif baru, lewat media digital. Berkreasi tanpa henti, tidak pernah titik, selalu Koma.
Naskah karya N. Riantiarno dan sutradara Idries Pulungan. Kisah berawal di Observatorium Bosscha Lembang, dua ilmuwan tua bernama Arjuna dan Chan Lan Nio bersiap-siap menyambut kedatangan seorang tamu istimewa. Dia adalah Sri Ratu Saspikaraturnakasih dari Planet Pispakanakasssuah, didampingi penasehat sekaligus pengawal pribadinya, Ababakababa.
Sang Ratu datang untuk menyampaikan pesan bagi Arjuna. Bahwa Sumbadra, wanita dari planet Ssumvitphphpah yang dicintai Arjuna, mungkin akan datang lagi ke Bumi. Nampaknya Sumbadra sudah bisa menemui Arjuna, karena perang yang melanda planetnya telah usai.
Namun, hanya itu sajakah tujuan Sri Ratu? Ataukah dia juga memiliki maksud hati lain terhadap Arjuna? Apakah Arjuna akan tetap menunggu Sumbadra? Bagaimana dengan Chan Lan Nio, yang hingga tua rela menemani Arjuna bekerja di Lembang?
Cinta dari Sumbadra dan Chan Lan Nio, Arjuna harus memilih siapa?
CINTA SEMESTA dapat disaksikan pada hari:
Sabtu, 12 Desember 2020, pukul 13.00 dan 19.30 WIB
Minggu, 13 Desember 2020, pukul 19.30 WIB
Live stream: LOKETLIVE dan GO-PLAY
Durasi: 99 menit
................................
- Details
SAMPEK ENGTAY
Venue: CIPUTRA ARTPRENEUR THEATER
Tanggal : 5 - 6 Maret 2022
Jam Pertunjukan : Sabtu = 13.00 WIB & 18.30 WIB dan Minggu = 13.00 WIB & 18.30 WIB
TEATER KOMA, produksi ke-223, 2022
CIPUTRA ARTPRENEUR THEATER
Naskah Karya & Sutradara: N. Riantiarno
Info Tiket:
0821 22 7777 09 • 021 735 0460 • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Tiket Online:
GO-TIX.id
HTM:
Rp. 150.000| Rp. 200.000 | Rp. 300.000 | Rp. 450.000 | Rp. 550.000 | Rp. 850.000
Sejak 2020, pementasan Teater Koma SAMPEK ENGTAY telah tertunda dua tahun. Tapi, ada 1200 tiket yang belum dikembalikan, masih disimpan oleh pembelinya.
Waktu berjalan, Teater Koma pun kembali berproses. Tujuannya, menggelar 4 kali pentas SAMPEK ENGTAY pada 12-13 Februari 2022 di Ciputra Artpreneur Theater. Tentu saja, pentas digelar dengan tetap menjalankan prokes yang berlaku, di mana penonton yang hadir adalah 25% dari kapasitas gedung. Sekarang, karena PPKM level 3, pentas harus diundur lagi ke 5-6 Maret 2022. Tapi kami optimis bisa segera berjumpa dengan Anda sekalian penonton budiman.
Dengan kapasitas yang terbatas tersebut, maka kami tidak menjual tiket lagi, berpentas hanya untuk mereka yang sudah membeli tiket sebelumnya. Inilah cara Teater Koma menanggapi dukungan dan kepercayaan para pemegang tiket yang selama dua tahun tetap setia menanti lakon SAMPEK ENGTAY naik panggung.
Pemain:
TUTI HARTATI – RATNA RIANTIARNO – LUTFI ARDIANSYAH
BAYU DHARMAWAN – BUDI ROS – DAISY LANTANG – EMANUEL HANDOYO
– ANGGA YASTI – HENGKY GUNAWAN
ANDHINI PUTERI – SIR ILHAM JAMBAK – RANGGA RIANTIARNO – dll.
Pekerja:
Co-Sutradara: OHAN ADIPUTRA • Penata Artistik: IDRIES PULUNGAN
Penata Musik: FERO A. STEFANUS • Penata Rias: SUBARKAH HADISARJANA
Penata Cahaya: DERAY SETYADI • Penata Gerak: RATNA ULLY
Penata Busana: RIMA ANANDA • Penata Rambut: SENA SUKARYA
Penata Suara: MATT PALLO • Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO
Perancang Grafis: ra7dika • Instruktur Vokal: NAOMI LG
Manajer Panggung: SARI MADJID • Pimpinan Produksi: RATNA RIANTIARNO
Sinopsis
Dengan berbagai akal, ENGTAY berhasil meyakinkan kedua orangtuanya bahwa sekolah itu penting dan baik. Akhirnya, gadis itu pun diizinkan pergi menuntut ilmu ke Betawi. Meski untuk itu, dia harus menyamar sebagai seorang lelaki muda. Dalam perjalanan, Engtay berkenalan dengan SAMPEK. Pemuda itu juga berniat menuntut ilmu di sekolah yang sama. Atas inisiatif Engtay, mereka berdua sepakat saling mengangkat saudara.
Di asrama, Engtay ditempatkan satu kamar dengan Sampek. Rupanya, penyamaran Engtay sangat berhasil. Tidak seorang pun menyangka, bahkan juga Sampek, kalau Engtay itu perempuan.
Asmara tumbuh. Dan akhirnya Engtay mengaku kepada Sampek mengenai kenyataan yang sebenarnya. Bahkan, dia nyaris menyerahkan diri kepada Sampek. Cinta bermula ada lantaran Engtay geregetan terhadap kejujuran -- yang disebutnya sebagai kebodohan -- lelaki muda itu. Ternyata, selama hampir setahun, Sampek tetap tidak mengira dia sudah tidur seranjang dengan seorang gadis. Dia lebih suka menekuni buku-buku pelajaran, daripada plesiran.
Tapi Sampek tidak beruntung. Cintanya membentur tembok. Tepat saat dia menyatakan siap mencinta, Engtay dipanggil pulang. Si gadis akan dinikahkan dengan MACUN, anak seorang tuan tanah kaya dari Rangkasbitung. Sampek pun merana. Dan sakit cinta menyebabkan dia mati. Jasad Sampek dikubur, tapi sampai mati, dia tetap berharap suatu saat Engtay sudi menziarahi kuburannya.
Macun memboyong Engtay ke kampungnya dengan tandu pengantin. Di tengah jalan, Engtay memohon agar rombongan berhenti sejenak di makam Sampek. Engtay ingin bersembahyang di kuburan itu. Dasar jodoh, begitu upacara sembahyang usai, kubur Sampek mendadak terbuka. Lalu dengan penuh cinta, Engtay melompat ke dalam kuburan. Dia menyatu dengan jasad kekasihnya.
Macun marah besar. Dia membongkar kuburan. Tapi di dalam kuburan, tak terdapat jasad Sampek maupun Engtay. Yang ada hanya dua batu biru dan dua tawon kuning. Ketika kubur digali lebih dalam lagi, muncul sepasang kupu-kupu yang segera mengepakkan sayap-sayap indah mereka, melayang terbang ke langit.
Lalu, berjuta kupu-kupu memenuhi langit, menutup cahaya matahari, memayungi bumi, meneduhkan hati. Semua terkesima.
- Details
J.J
Sampah-Sampah Kota
Venue: GRAHA BHAKTI BUDAYA, PKJ – TIM
Tanggal : 8 s.d 17 November 2019
Jam Pertunjukan : Senin – Sabtu = 19.30 WIB dan Minggu = 13.30 WIB
TEATER KOMA, produksi ke-159, 2019
GRAHA BHAKTI BUDAYA
Naskah Karya: N. Riantiarno
Sutradara: RANGGA Riantiarno
Info Tiket:
0821 22 7777 09 • 021 735 0460 • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Tiket Online:
GO-TIX.id
HTM:
SENIN NOMAT
Rp. 60.000 | Rp. 80.000 | Rp. 120.000 | Rp. 180.000 | Rp. 240.000 | Rp. 320.000
Weekday (Selasa – Jumat)
Rp. 75.000 | Rp. 100.000 | Rp. 150.000 | Rp. 225.000 | Rp. 300.000 | Rp. 400.000
Weekend (Sabtu – Minggu)
Rp. 100.000| Rp. 150.000 | Rp. 225.000 | Rp. 300.000 | Rp. 400.000 | Rp. 500.000
Pemain:
idries pulungan • budi ros • Tuti hartati • DAISY LANTANG
RATNA ULLY • RAHELI DHARMAWAN • ADE FIRMAN HAKIM • ZULFI RAMDONI
DANA HASSAN • ANDHINI PUTERI • SEKAR DEWANTARI • dll.
Pekerja:
Asisten Sutradara: BAYU DHARMAWAN • penata artistik: idries pulungan
penata cahaya: deray setyadi • penata musik: fero a. Stefanus
penata gerak: ratna ully • penata rias & rambut: sena sukarya
penasehat rias & rambut: subarkah hadisarjana • penata busana: ALEX FATAHILLAH
Multimedia: DEDEN BULQINI • Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO
Perancang Grafis: RA7DIKA • Instruktur Vokal: NAOMI LG
Manajer Panggung: SARI MADJID • Pimpinan Produksi: RATNA RIANTIARNO
Konsultan Kreatif : N. RIANTIARNO & OHAN ADIPUTRA
Sinopsis
Jian dan Juhro adalah sepasang suami isteri. Mereka hidup di sebuah gubuk di kolong jembatan. Sehari-hari, seperti sebagian penghuni kolong jembatan lainnya, Jian bekerja sebagai kuli pengangkut sampah. Digaji harian. Tidak punya jaminan masa depan. Meski begitu dia tetap bekerja dengan jujur, rajin, giat dan gembira. Bersama Juhro, yang tengah hamil tua, dia hidup bahagia.
Semua ini tak lepas dari pengawasan Mandor Kepala dan tiga mandor bawahannya, Tiga Pemutus. Mereka sudah mempelajari sekian banyak penghuni kolong jembatan. Hasil penyelidikan itu mengerucut kepada satu kandidat. Keberadaan Jian merupakan sebuah keunikan. Dan, mereka memutuskan, keunikan itu harus diuji. Semacam tes. Mereka ingin melihat sampai sejauh mana kejujuran Jian bisa bertahan.
Suatu hari, Para Pemutus menjatuhkan sebuah tas berisi uang di sekitar tempat Jian bekerja. Melihat jumlah uang yang amat banyak dalam tas, Jian panik. Dia bertanya-tanya dalam hati, siapakah pemilik tas tersebut. Tapi, setelah pergumulan hebat, Jian merasa uang tersebut harus dikembalikan kepada pemiliknya. Dan ini, bagi Para Pemutus, sudah merupakan sebuah pemberontakan.
Synopsis
Jian and Juhro are a married couple. They live in a shack under a bridge. Every day, just like most people living there, Jian works as a garbage worker. He is paid daily. His future is uncertain. Even so, he still works honestly, diligently, industriously and merrily. With Juhro, who is nearing childbirth, he lives happily.
This does not escape the surveillance of the Head Foreman and his subordinates, The Three Decision Makers. They have studied numerous people who live under the bridge. Which leads them to one candidate. The existence of Jian is something unique. And, they decided, that uniqueness must be verified. A kind of test. They want to see how far Jian’s honesty can persevere.
One day, The Decision Makers drop a bag filled with money where Jian works. Seeing the amount of money inside the bag, Jian panicks. He wonders who does the bag belong to. But, after a long struggle, Jian feels that the money has to be returned to its owner. And this, to The Decision Makers, is an act of rebellion.
- Details
GORO-GORO
Mahabarata 2
Venue: GRAHA BHAKTI BUDAYA, PKJ – TIM
Tanggal : 25 Juli s.d 4 Agustus 2019
Jam Pertunjukan : Senin – Sabtu = 19.30 WIB dan Minggu = 13.30 WIB
TEATER KOMA, produksi ke-158, 2019
GRAHA BHAKTI BUDAYA
Karya & Sutradara: N. Riantiarno
Info Tiket:
0821 22 7777 09 • 021 735 0460 • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Pembelian tiket :
- EARLY BIRD DISC 20 % dimulai tanggal 26 Juni 2019, pukul 00:01 WIB s.d 2 Juli 2019, pukul 11:59 WIB (Kuota Terbatas).
- NOMAT (Nonton Hemat di hari Senin) DISC 20% dimulai 2 Juli 2019, pukul 13:00 WIB.
- REGULER harga normal dimulai 2 Juli 2019, pukul 13:00 WIB.
Tiket Online:
HTM:
SENIN NOMAT
Rp. 60.000 | Rp. 80.000 | Rp. 120.000 | Rp. 180.000 | Rp. 240.000 | Rp. 320.000
Weekday (Selasa – Kamis)
Rp. 75.000 | Rp. 100.000 | Rp. 150.000 | Rp. 225.000 | Rp. 300.000 | Rp. 400.000
Weekend (Jumat – Minggu)
Rp. 100.000| Rp. 150.000 | Rp. 225.000 | Rp. 300.000 | Rp. 400.000 | Rp. 500.000
Pemain:
SLAMET RAHARDJO DJAROT• idries pulungan • budi ros • RATNA RIANTIARNO• SARI MADJID
NETTA KUSUMAH DEWI • Rangga riantiarno • Tuti hartati • DORIAS PRIBADI
RATNA ULLY • DAISY LANTANG • RAHELI DHARMAWAN • EMANUEL HANDOYO
BAYU DHARMAWAN SALEH • ANGGA YASTI • DANA HASSAN • SUNTEA SISCA
YULIUS BUYUNG • SIR ILHAM JAMBAK • ZULFI RAMDONI • DODI GUSTAMAN • INDRI DJATI • dll.
Pekerja:
Co-sutradara: ohan adiputra • penata artistik: idries pulungan
penata cahaya: deray setyadi • penata musik: fero a. Stefanus
penata gerak: ratna ully • penata rias & rambut: sena sukarya
penasehat rias & rambut: subarkah hadisarjana • penata busana: rima ananda
Multimedia: DEDEN BULQINI • Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO
Perancang Grafis: SAUT IRIANTO MANIK • Instruktur Vokal: NAOMI LG
Manajer Panggung: ARIFFANO MARSHAL • Pimpinan Produksi: RATNA RIANTIARNO
Sinopsis
Semar dan Togog turun ke marcapada dan ditugaskan menghamba kepada raja-raja di sana. Semar menjadi panakawan para ksatria yang membela kebenaran. Sedang Togog menghamba kepada para raksasa penyebar kejahatan.
Nasib mereka sangat berbeda. Semar sangat dihormati oleh para ksatria yang dibimbingnya. Pendapat dan nasehatnya dituruti. Sedangkan Togog, oleh para raja angkara, nasehatnya kadang didengar, lebih sering disepelekan.
Kini, Semar mengabdi kepada Raja Medangkamulyan, Prabu Srimahapunggung. Togog menghamba kepada Raja Raksasa Kerajaan Sonyantaka, Prabu Bukbangkalan.
Ketika Medangkamulyan panen padi melimpah-ruah, Sonyantaka malah diserang paceklik, maka Bukbangkalan pasang rencana merampok Medangkamulyan. Meski dicegah Togog, niatnya itu tetap dilaksanakan. Di tengah jalan, Bukbangkalan juga bersekutu dengan Batara Kala.
Apa yang akan terjadi terhadap kerajaan Medangkamulyan? Saran apa yang akan diberikan Semar untuk mengatasi serbuan para raksasa Sonyantaka? Apakah akhirnya Togog mampu menasehati Bukbangkalan agar tak menyerang Medangkamulyan?
Synopsis
Semar and Togog are sent down to marcapada and to become advisors for the kings there. Semar becomes one of the panakawans for the ksatrias, nobles who uphold justice. Meanwhile, Togog is to serve the evil-mongering giants, raksasas.
Their fates are quite the opposite. Semar is very respected by the ksatrias whom he mentored. They always heed his opinion and advice. Meanwhile, Togog is always being neglected, and the raksasa kings whom he served always belittle his opinions.
At the present, Semar serves the King of Medangkamulyan, Prabu Srimahapunggung. While Togong serves the King of Sonyantaka, Prabu Bukbangkalan.
While Medangkamulyan enjoys a period of abundant rice harvest, Sonyantaka faces drought, thus King Bukbangkalan plans to invade Medangkamulyan. Even though Togog advices him not to do so, he still commences his plan. Bukbangkalan even recruited Batara Kala as his co-conspirator in the Medangkamulyan invasion.
So what will happen to Medangkamulyan? What advice will Semar give to Medangkamulyan to counter the attack from those Soyantaka giants? Will Togog finally be able to advise Bukbangkalan to not attack Medangkamulyan?