Berita Teater Koma
Berita
- Details
MATAHARI PAPUA
Venue: Graha Bhakti Budaya
Tanggal : 7 s.d 9 Juni 2024
Jam Pertunjukan : Jumat = 19.30 WIB • Sabtu = 13.00 WIB & 19.30 WIB • Minggu = 13.00 WIB
TEATER KOMA, produksi ke-230, 2024
Naskah Karya: N. Riantiarno
Sutradara: RANGGA Riantiarno
Info Tiket:
0821 22 7777 09 • 021 735 0460 • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Tiket Online:
HTM:
Rp. 175.000| Rp. 275.000 | Rp. 400.000 | Rp. 525.000 | Rp. 725.000 | Rp. 975.000
PEMAIN:
TUTI HARTATI • NETTA kusumah Dewi • joind bayuwinanda • rita matu mona
DAISY LANTANG • LUTFI ARDIANSYAN • bayu dharmawan saleh • angga yasti
DANA HASSAN • andhini puteri • sir ilham • adri prasetyo • dodi gustaman • DLL.
Pekerja:
Co -Sutradara : NINO BUKIR • penata musik: fero a. Stefanus
Penata artistik & Multimedia : Deden Bulqini • penata cahaya: deray setyadi
penasehat rias & Rambut : subarkah hadisarjana • penata gerak: ratna ully
penata rias & rambut: sena sukarya • penata busana: RIMA ANANDA
Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO • Instruktur Vokal: AJENG DESTRIAN
Perancang Grafis: SAUT IRIANTO MANIK • Manajer Panggung: SARI MADJID
Pimpinan Produksi: RASAPTA CANDRIKA • Produser : RATNA RIANTIARNO
Sinopsis
Pada suatu masa di pedalaman Kamoro, Papua, sepasang suami istri, ditemani 3 kakak sang istri, menaiki perahu dari desa Kamoro menuju ke hilir sungai, mencari sagu agar bisa dipanen warga desa. Tapi, nasib buruk menimpa. Mereka bertemu NAGA jahat, yang melahap segala. Semua terbunuh.
Yang selamat hanya sang istri. Dia berhasil lolos dan menetap di sebuah gua, dekat gua seorang Dukun, KORERI. Beberapa bulan kemudian, wanita itu, YAKOMINA, melahirkan anak. Si Dukun itu menolongnya. Yakomina tak mau pulang, dia mengurusi anaknya hingga besar. Pemuda itu diberi nama BIWAR.
Tak terasa, 25 tahun telah berlalu. Biwar tumbuh di daerah tepi sungai menjadi pria yang hebat berkat bimbingan Mama dan Dukun. Satu hari, saat sedang menyusuri sungai untuk mencari ikan, Biwar menolong seorang gadis, NADIVA, yang hendak dimakan TIGA BIAWAK. Biwar dengan mudah mengalahkan monster-monster itu. Tiga Biawak lari. Keduanya berkenalan, dan saling jatuh cinta. Keduanya berjanji untuk bertemu lagi.
Saat Biwar pulang, Yakomina tahu bahwa sang anak sudah mencapai daerah kekuasaan Naga, tempat di mana Papa Biwar kehilangan nyawanya. Sang Mama lalu berkisah tentang bagaimana Papa Biwar dilahap Sang Naga. Amarah Biwar memuncak.
Tapi Dukun menenangkan. Sang Naga kini sudah punya anak buah, selain Tiga Biawak, masih ada BUAYA dan BURUNG HITAM. Dukun mengatakan akan ada waktu yang tepat bagi Biwar untuk memasuki kawasan monster-monster itu, dan membunuh Naga.
Nadiva ternyata berasal dari desa Kamoro. Hubungan rahasia Biwar dan Nadiva diketahui penduduk desa. Mereka tidak setuju hubungan dengan orang luar itu. Semua lalu mendatangi Biwar dan meminta pertanggungjawabannya. Nyaris terjadi perkelahian.
Beruntung, muncul Sang Dukun, Koreri, yang melerai pertikaian tersebut. Beliau malah meminta agar penduduk membantu Biwar. Akhirnya, penduduk patuh dan ikut Biwar memasuki kawasan kekuasaan Naga. Tujuan mereka, membunuh Naga. Apakah akhirnya mereka akan terbebas dan merdeka dari Naga?
Ini lakon Teater Koma, kisah nyanyian dan tarian kawasan timur, Papua. Kisah yang mengharukan. Kisah kemerdekaan dan kebebasan. Lakon hilangnya Sang Naga.
Synopsis
Once upon a time, deep in the Kamoro inland of Papua, a husband and wife couple, accompanied by three of the wife’s older brothers, from the Kamoro village, took a boat downstream along the river, searching for sago to be harvested by the villagers. But, misfortune befell them. They ran into the evil DRAGON, devourer of all things. Everyone was killed.
The only survivor was the wife. She managed to escape and stayed in a cave near the cave of the Shaman, KORERI. Some months later, the woman, YAKOMINA, gave birth to a child. The Shaman aided her. Yakomina decided not to go back to her village, she brought up her child into adulthood. The young man’s name is BIWAR.
Now, 25 years have passed. Through the guidance of Mama and the Shaman, Biwar grows up into an incredible man. One day, while exploring the riverside to look for fish, Biwar rescues a girl, NADIVA, who was about to be devoured by THREE BIAWAKS (Water Monitor Lizards). Biwar easily defeats the monsters, driving them away. The two youths get acquainted, and fall in love. Both promise to meet again.
When Biwar gets home, Yakomina realizes that the boy has reached the Dragon’s dominion, where Biwar’s Papa lost his life. Mama then tells the story of how Biwar’s Papa was eaten by the dragon. This sparks Biwar’s fury.
But the Shaman calms him down. The Dragon has underlings now, aside from the Three Water Monitor Lizards, there still exist the CROCODILE and the BLACK BIRD. The Shaman says the right time will come for Biwar to enter the territory of the monsters, and kill the Dragon.
Meanwhile, it turns out that Nadiva is from the Kamoro village. The villagers become aware of the secret relationship between Biwar and Nadiva. They do not consent to the idea of Nadiva seeing a person from outside the village. Everyone then comes to Biwar demanding his accountability. A fight nearly erupts.
Fortunately, the Shaman, Koreri, appears to stop the conflict. He even orders the villagers to assist Biwar. In the end, the villagers heed his request to join Biwar in entering the Dragon’s dominion. Their purpose, to kill the dragon. Will they finally be liberated and free from the Dragon?
This is a Teater Koma stage play, a story filled with songs and dances inspired by The Land in the East, Papua. A poignant story. An epic of liberation and freedom. A tale about how the Dragon vanishes.
- Details
UPACARA: Seri Panakawan
Venue: Galeri Indonesia Kaya
Tanggal : 3 Agustus 2024
Jam Pertunjukan : Sabtu = 15.00 WIB & 19.00 WIB
Naskah Karya & Sutradara: RANGGA Riantiarno
Reservasi di www.indonesiakaya.com
(Reservasi dibuka Senin, 29 Juli pukul 11.00 WIB)
GRATIS!
Produksi ke-231, 2024
TEATER KOMA
Sinopsis
Gareng, Petruk dan Bagong berulah lagi. Ketiga anak Semar itu mencari berbagai cara agar bisa datang ke IKB, ibukota baru. Mereka mau ikut upacara di sana, meski tidak diundang dan tak paham makna dari peringatan kemerdekaan tersebut.
Sadar bahwa anak-anaknya hanya ingin membuat konten viral, Semar lalu mengingatkan mereka. Dia ajak mereka diskusi tentang kemerdekaan. Dia minta ketiga anaknya melihat di sekeliling mereka, untuk mencari makna kemerdekaan.
Tetap saja, mereka bersikeras pergi ke IKB, tak peduli dengan metode macam apa. Akibatnya, terjadi hal yang lebih gawat. Apakah musibah yang menimpa mampu mereka lalui? Apakah setelah musibah itu, Semar mampu menyadarkan anak-anaknya tentang makna kemerdekaan?
Pemain:
BAYU DHARMAWAN SALEH • DANA HASSAN • NINO BUKIR • ZULFI RAMDONI
Pemusik:
AJENG DESTRIAN • HENDRICUS WISNU GROHO
Pekerja:
Ast-Sutradara : NINO BUKIR • penata musik: fero a. Stefanus
Penata artistik & Multimedia : Deden Bulqini • penata cahaya: deray setyadi
penasehat rias & Rambut : subarkah hadisarjana • penata rias & rambut: sena sukarya
penata busana: ARIYUNDA ANGGAYASTI • Manajer Panggung: SARI MADJID
Pimpinan Produksi: RASAPTA CANDRIKA • Produser : RATNA RIANTIARNO
- Details
TANDA CINTA
Venue: Komunitas Salihara, Pasar Minggu
Tanggal : 30 & 31 Agustus 2024
Jam Pertunjukan : Jumat = 20.00 WIB • Sabtu = 14.00 WIB & 20.00 WIB
Durasi: 99 menit
TEATER KOMA, produksi ke-232, 2024
Naskah Karya: N. Riantiarno
Sutradara: RANGGA Riantiarno
Tiket Online:
HTM:
Umum : Rp. 155.000| Pelajar : Rp. 75.000
*kuota terbatas
PEMAIN:
TUTI HARTATI • LUTFI ARDIANSYAH
PEMBAWA SENTIR:
Dana Hassan, Ariyunda Anggayasti,
Dodi Gustaman, Zulfi Ramdoni, Radhen Darwin,
Dev Dylan, Shinta Maharani, Hapsari Andira, Aden Ramadhan
Pekerja:
Ast. Sutradara : NINO BUKIR • penata musik: fero a. Stefanus
Penata Multimedia : ra7dika • penata cahaya: jadug_b
penasehat rias & Rambut : subarkah hadisarjana • penata busana: Ariyunda anggayasti
Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO • Manajer Panggung: BAYU DHARMAWAN SALEH
Pimpinan Produksi: RASAPTA CANDRIKA • Produser : RATNA RIANTIARNO
Masih Adakah Cinta Di Antara Kita?
.
Pertanyaan yang nampaknya sederhana. Menjadi penting dan bermakna.
.
Kali ini Teater Koma kembali pentas di Komunitas Salihara. Dalam rangkaian Salihara International Performing Arts Festival 2024 (SIPFest 2024), yang sudah berlangsung sejak tanggal 3 Agustus 2024.
.
Memanggungkan kembali sebuah lakon klasik Teater Koma, karya N. Riantiarno, TANDA CINTA. Pernah dipentaskan di GKJ tahun 2005 dan di Salihara 2009.
- Details
RORO JONGGRANG
Venue: Graha Bhakti Budaya
Tanggal : 14 - 16 Oktober 2022
Jam Pertunjukan : Jumat = 19.30 WIB • Sabtu = 13.00 WIB & 19.30 WIB • Minggu = 13.00 WIB
TEATER KOMA, produksi ke-225, 2022
Naskah Karya & Sutradara: N. Riantiarno
Info Tiket:
0821 22 7777 09 • 021 735 0460 • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Tiket Online:
GO-TIX.id
HTM:
Rp. 150.000| Rp. 200.000 | Rp. 300.000 | Rp. 450.000 | Rp. 650.000
Pemain:
SEKAR DEWANTARI • RANGGA RIANTIARNO • budi ros • RATNA RIANTIARNO
RITA MATUMONA • DAISY LANTANG • SUNTEA SISCA • DANA HASSAN • DLL.
Pekerja:
penata artistik: idries pulungan • penata musik: fero a. Stefanus
penata cahaya: deray setyadi • penasehat rias: subarkah hadisarjana
Multimedia: DEDEN BULQINI • penata gerak: ratna ully
penata rias & rambut: sena sukarya • penata busana: RIMA ANANDA
Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO • Instruktur Vokal: AJENG DESTRIAN
Perancang Grafis: RA7DIKA • Manajer Panggung: BAYU DHARMAWAN SALEH
Pimpinan Produksi: RATNA RIANTIARNO
Sinopsis
RORO JONGGRANG, putri Kerajaan Boko, terpaksa menerima sebuah lamaran. Datangnya bukan dari sembarang orang. Sang pelamar adalah BANDUNG BONDOWOSO, Putra Mahkota Pengging. Masalahnya, dia juga yang telah menyerbu Boko, sekaligus membakar habis Raja dan Ratu Boko, orangtua Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang tidak tertarik pada lamaran raja-raja. Dia tak ingin jadi Permaisuri Raja. Dia hanya ingin punya kekasih rakyat biasa, bukan pangeran ataupun raja. Apalagi yang melamar kali ini sudah dia anggap sebagai musuh besar. Dendamnya membara.
Maka, lamaran diterima, dengan dua syarat. Yang pertama, Putra Mahkota harus membuat Sumur Jalatunda di atas Gunung Boko, pada satu pagi. Dan besok malamnya, Putra Mahkota harus membangun Seribu Candi, harus rampung dalam satu malam.
Dengan bantuan para lelembut, Sumur Jalatunda bisa dibangun. Kemudian, mulai membangun Seribu Candi, tetap dengan bantuan para lelembut. Nampaknya, dua syarat itu akan bisa dipenuhi. Roro Jonggrang mulai cemas. Dia memang tidak mau jadi istri Bandung Bondowoso. Dia mulai mencari akal untuk menggagalkan pembangunan Seribu Candi.
Kesaktian luar biasa yang dimiliki Bandung Bondowoso, ternyata bisa dijegal oleh tipu muslihat. Kisah ini menjadi bukti, bahwa kecurangan sudah ada sejak jaman dulu kala. Cinta, ternyata bisa dikalahkan oleh kecurangan.
Synopsis
RORO JONGGRANG, the princess of Boko Kingdom, accepts a proposal reluctantly. It came from not just anyone. The proposal came from BANDUNG BONDOWOSO, the Crown Prince of Pengging. The problem, he’s the one who had invaded Boko, and had also set ablaze the Boko King and Queen, Roro Jonggrang’s parents.
Roro Jonggrang is not interested with proposals from kings. She doesn’t want to be married to a King. She just wants a commoner husband, not a prince or a king. Even more so, the proposal came from a man whom she sees as her archenemy. Her desire for vengeance burns.
So, the proposal is accepted, with two requirements. The first, the Crown Prince must make the Jalatunda Well atop of Mount Boko, in the morning. Then, the night after, the Crown Prince must make The One Thousand Temples, done in one night.
With the aid of spirits, the Jalatunda Well is completed. Then, the building of The One Thousand Temples commences, still with the help of the spirits. It seems as though those two requirements will soon be met. This troubles Roro Jonggrang. In truth, she does not want to become Bandung Bondowoso’s wife. She starts devising plans to halt the construction of The One Thousand Temples.
It turns out, Bandung Bondowoso’s extraordinary powers falls victim to deception. This story is proof, that fraudulence has existed since long ago. Love, it turns out, can be swindled by deception and fraudulence.
- Details
Empat sutradara wanita dan empat lakon untuk #TeaterKomaPentasDiSanggar.
.
Sebuah upaya eksplorasi kreatif, bagian dari perjalanan panjang Teater Koma sebagai sebuah kelompok seni pertunjukan teater.
.
Masing-masing membawa visi dan interpretasi unik bagi empat lakon teater yang mereka garap. Masing-masing menempuh perjalanan kreatif yang berbeda dalam menyikapi lakon yang mereka tangani, demi menyajikan tontonan yang menarik tapi tetap penuh makna.
.
SARI MADJID: Sutradara lakon Padang Bulan karya N. Riantiarno. Jadi anggota Teater Koma sejak masa-masa awal. Tahun 1988 hingga 2004, memerankan tokoh Engtay dalam lakon Sampek Engtay. Tahun 2013, memerankan tokoh Ibu Brani dalam lakon Ibu. Sebagai sutradara, menyajikan perpaduan musik dan multimedia untuk lakon Padang Bulan, yang berkisah tentang perwujudan Rembulan pada berbagai masa dan kebudayaan.
.
RITA MATU MONA: Sutradara lakon Siti Seroja karya N. Riantiarno. Jadi anggota Teater Koma sejak masa-masa awal. Tahun 1988 hingga 2004, memerankan tokoh Suhiang dalam lakon Sampek Engtay. Tahun 2014, memerankan tokoh Cangik dalam lakon Republik Cangik. Sebagai sutradara, menghadirkan suasana tahun ‘70-an dalam lakon Siti Seroja lewat akting para pemain, didukung set panggung yang realistik.
.
PALKA KOJANSOW: Sutradara lakon Arsena karya N. Riantiarno. Naik pentas bersama Teater Koma sejak tahun 2013 di lakon Ibu. Tahun 2014, memerankan tokoh MC dalam lakon Republik Cangik. Sebagai sutradara lakon Arsena, memunculkan pandangan ekstentrik tokoh pelukis terhadap dunia sekelilingnya dengan dukungan artistik ciamik yang juga tidak kalah unik dan eksentrik.
.
SEKAR DEWANTARI: Sutradara lakon Arkanti karya N. Riantiarno. Naik pentas bersama Teater Koma sejak tahun 2013 di lakon Ibu. Tahun 2017, memerankan tokoh Poli Picum dalam lakon Opera Ikan Asin. Sebagai sutradara lakon Arkanti, berharap kisah tokoh utama yang tak mampu mewujudkan jati dirinya, karena selama ini terkekang oleh berbagai aturan, bisa jadi cermin dalam mencermati kondisi kita saat ini.
Link untuk menonton:
ARSENA: https://youtu.be/DL0uvxxOMJ8
ARKANTI: https://youtu.be/vLgsbZn7_dY
SITI SEROJA: https://youtu.be/Ri3AhMJoCRc
PADANG BULAN: https://youtu.be/LFljXmWICLY
.
#DigitalisasiKoma2021 #PerempuanBerkarya #TeaterKomaPentasDiSanggar
- Details
FESTIVAL 44, bagian dari perayaan HUT ke-44 Teater Koma, sebuah festival yang berlangsung selama 4 bulan. Berisikan tayangan-tayangan daring karya Teater Koma, terdiri dari dokumentasi lakon-lakon yang sudah pernah dipentaskan, dan juga pementasan baru di tahun 2021 ini.
.
Program-programnya adalah:
.
#NontonTeaterKomaDiRumah
Tiga judul pentas monumental dalam sejarah Teater Koma:
- OPERA PRIMADONA sebagai salah satu lakon bersejarah untuk Teater Koma, cerita yang menawan diiringi lagu dan tari yang indah.
- IBU, saduran dari naskah Bertolt Brecht, digarap secara kolosal. Salah satu pentas Teater Koma dengan detail terperinci pada artistiknya.
- J.J "SAMPAH-SAMPAH KOTA", merupakan pentas langsung terakhir Teater Koma sebelum masa pandemi. Pentas ini digelar di gedung Graha Bhakti Budaya, yang telah diratatanahkan untuk renovasi.
.
#Savitri
Persembahan terbaru dari Teater Koma. Sebuah cerita dari Saga Mahabarata.
.
Alkisah, Savitri menikahi Setiawan, pria pilihannya sendiri. Kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Nyawa Setiawan direnggut Batara Yamadipati.
.
Savitri tak menyerah. Dia ikuti Batara Yamadipati ke manapun dia pergi. Apa akal Savitri agar Sang Dewa Maut mau menghidupkan kembali Setiawan?
Naskah & Sutradara : N. RIANTIARNO
.
#TeaterKomaXKaryaKarsa
Menayangkan dokumentasi pementasan melalui layanan situs dan aplikasi Karya Karsa selama 3 bulan. Setiap bulan, akan ada 4 judul pementasan yang ditayangkan sebulan penuh.
.
#TeaterKomaPentasDiSanggar
Empat naskah baru yang akan direkam di sanggar Teater Koma.
.
#MonologTeaterKoma
Tiga monolog yang punya nilai historis, menguak sejumlah fakta di balik perjalanan tiga figur penting dalam perjalanan kreatif Teater Koma, yaitu N. Riantiarno, Ratna Riantiarno dan Syaeful Anwar.
.
.
#Festival44 #TeaterKoma
- Details
#DigitalisasiKoma: Sebuah Upaya Karya Dalam Pandemi
Tetap menatap masa depan dengan penuh harapan. Itu sikap kami. Salah satunya adalah dengan #DigitalisasiKoma. Karena teater bisa dibuat dengan cara apa saja, di mana saja, kapan saja, tanpa mengalah pada keadaan.
Dengan rangkaian program bertagar berikut:
#NontonTeaterKomaDiRumah – menikmati tayangan video rekaman sejumlah pentas Teater Koma melalui perangkat digital.
Sie Jin Kwie Kena Fitnah (2011)
Sabtu, 3 Oktober 2020
Opera Kecoa (2016)
Sabtu 17 Oktober 2020
Semar Gugat (2016)
Sabtu, 31 Oktober 2020
#NyanyiLaguTeaterKoma – mempersembahkan kembali lirik-lirik dari lagu yang ditulis N. Riantiarno untuk pentas-pentas Teater Koma, menggunakan komposisi yang selalu digunakan dalam pentas-pentas tersebut, dibawakan oleh sahabat-sahabat yang bertalenta. Menunjukkan bahwa lirik lagu karya N. Riantiarno tidak dibuat terpisah dari naskah, karena menjadi satu jalinan narasi yang sambung-menyambung hingga akhir kisah, tapi saat disajikan sebagai lagu tunggal, tetap memiliki pesonanya sendiri.
KLIK DI SINI untuk melihat playlist tayangan #NyanyiLaguTeaterKoma
atau dilihat per lagu sbb:
Gabriel Harvianto - TAKDIR PRIMADONA
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi Lagu : Idrus Madani
Aransemen Lagu : Fero A. Stefanus
Louise Monique - DAN PEREMPUAN
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi Lagu : Idrus Madani
Aransemen Lagu : Fero A. Stefanus
Netta Kusumah Dewi - ISTIRAHAT
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi Lagu : Embie C. Noer
Aransemen Lagu : Fero A. Stefanus
Slamet Rahardjo Djarot - HASRAT BATARA GURU
Lirik : N. Riantiarno
Komposisi & Aransemen : Fero A. Stefanus
#TeaterKomaPentasDiSanggar – naskah-naskah baru berdurasi pendek yang direkam di sanggar Teater Koma pada masa pandemi dan disajikan di berbagai jalur media sosial Teater Koma
KLIK DI SINI untuk melihat playlist tayangan #TeaterKomaPentasDiSanggar
bisa juga disaksikan per judul sbb:
CINTA ITU
Naskah: N. Riantiarno
Sutradara : Ohan Adiputra
SEKADAR IMAJINASI
Naskah & Sutradara: Rangga Riantiarno
PANDEMI
Naskah: N. Riantiarno
Sutradara: Budi Ros
WABAH
Naskah: Budi Ros
Sutradara: Rangga Riantiarno
Ikuti terus kanal youtube Teater Koma dan media sosial kami, agar tidak ketinggalan konten dan karya-karya terbaru .
#PentasAkhirTahunTeaterKoma – sebuah lakon yang digelar di sebuah panggung pertunjukan, dengan kemasan artistik khas Teater Koma, yang akan disajikan di berbagai perangkat digital
Persembahan beragam karya dengan perspektif baru, lewat media digital. Berkreasi tanpa henti, tidak pernah titik, selalu Koma.
Naskah karya N. Riantiarno dan sutradara Idries Pulungan. Kisah berawal di Observatorium Bosscha Lembang, dua ilmuwan tua bernama Arjuna dan Chan Lan Nio bersiap-siap menyambut kedatangan seorang tamu istimewa. Dia adalah Sri Ratu Saspikaraturnakasih dari Planet Pispakanakasssuah, didampingi penasehat sekaligus pengawal pribadinya, Ababakababa.
Sang Ratu datang untuk menyampaikan pesan bagi Arjuna. Bahwa Sumbadra, wanita dari planet Ssumvitphphpah yang dicintai Arjuna, mungkin akan datang lagi ke Bumi. Nampaknya Sumbadra sudah bisa menemui Arjuna, karena perang yang melanda planetnya telah usai.
Namun, hanya itu sajakah tujuan Sri Ratu? Ataukah dia juga memiliki maksud hati lain terhadap Arjuna? Apakah Arjuna akan tetap menunggu Sumbadra? Bagaimana dengan Chan Lan Nio, yang hingga tua rela menemani Arjuna bekerja di Lembang?
Cinta dari Sumbadra dan Chan Lan Nio, Arjuna harus memilih siapa?
CINTA SEMESTA dapat disaksikan pada hari:
Sabtu, 12 Desember 2020, pukul 13.00 dan 19.30 WIB
Minggu, 13 Desember 2020, pukul 19.30 WIB
Live stream: LOKETLIVE dan GO-PLAY
Durasi: 99 menit
................................