ANTIGONEO


SINOPSIS


Kisah terjadi di sebuah kota kecil pinggir pantai. Krisis ekonomi menyeret kota ke ambang kebangkrutan. Tapi ada proyek baru yang membikin warga tidak putus harapan; pembangunan hotel mewah, lengkap dengan kasino dan lapangan golf. Hotel itu dipercaya mampu memulihkan perekonomian kota. Walikota pun
sudah menjalin kontrak dengan penanam modal asing.

Tapi lapangan golf kekurangan lahan. Maka, kompleks pemakaman kota pun terpaksa harus digusur. Satu persatu kuburan digali dan dikosongkan. Isinya akan dikremasi di krematorium yang dijanjikan segera dibangun. Warga kota yang keluarganya dikubur di pemakaman itu setuju. Hanya satu yang menolak; Klara.
Dia tak mau kuburan adiknya digali dan mayatnya dikremasi. Menurutnya,
tanah kuburan itu keramat. Lagipula, “Adikku takut api,” katanya.

Walikota pusing tujuh keliling. Klara adalah keponakannya. Sejak kecil dia asuh seperti anak sendiri. Sedang para investor mengancam mundur kalau tidak ada lapangan golf. Tak mungkin Walikota membiarkan proyek masa depan itu gagal gara-gara Klara. Walikota harus membujuk agar Klara sudi menempatkan kepentingan umum di atas sentimentalitas pribadi.

Klara yang keras kepala, tetap menolak. Dan Walikota hanya punya satu kartu terakhir untuk dimainkan. Klara harus disingkirkan. Bagaimanapun, dia tokoh yang menjanjikan kebangkitan ekonomi kota. Tapi, tegakah menempatkan kepentingan umum, atau bisajadi, kepentingan ekonomi pribadi, di atas rasa kemanusiaan?

Evald Flisar menggubah tragedi klasik Antigone karya Sophocles, ke masa kini. Masa dimana kebutuhan ekonomi jauh lebih penting dibanding tradisi, sejarah, kebanggaan, dan masa lalu. Nyatanya, manusia modern rela mengorbankan apa saja demi mencapai kemakmuran, meski harus berujung pada akhir yang tragis.