Produksi ke 110
FESTIVAL TOPENG
Desa Masokambang memiliki tradisi pergelaran FESTIVAL TOPENG. Suatu saat MBAH JOYO, Sang Raja Festival, mogok pakai topeng. Di hadapan public, dia mengaku capek dan sudah waktunya topeng diserahkan pada generasi muda. Dia malah menyarankan agar topeng-topeng miliknya di kuburkan saja. “Topeng saya, wajah saya sendiri,” ujarnya.
Tak dinyana, masyarakat desa mendukung. Ketulusan hatinya disambut dan public memberikan aplus kemenangan. Tapi panitia penyelenggara festival, bersikap sebaliknya. Petugas keamanan desa menyeret Mbah Joyo dan membawanya entah kemana. Festival bubar, tak dituntaskan. Sejak saat itu, Mbah Joyo lenyap. Desa geger dan masyarakat dijerat rasa saling curiga.
Dimana orang tua itu disekap dan siapa pemenang festival topeng, tak ada yang tahu. Ketua Panitia, MAS GENGGONG, tokoh paling bertanggung jawab, hanya bungkam. LURAH JARKONI yang peragu, malah sibuk melantunkan tembang dan habis-habisan merayu MBAK LARAS, isteri Mas Genggong.
Kasmun, pemuda desa paling vocal, menyodorkan penjelasan yang samar atas lenyapnya Mbah Joyo. Agaknya Kasmun dan kelompoknya sudah masuk perangkap SAMIUN, tokoh paling ambisius di desa itu.
Desa pun sepi. Festival Topeng tak digelar lagi. Masyarakat menganggap, Festival Topeng Cuma bikin geger dan menyebabkan permusuhan. Tapi itu tak lama. Ketika Festival Topeng kembali digelar, pesertanya justru membludak dan sebagian besar tak puas dengan hanya menampilkan satu topeng. Bahkan mereka yang sebelumnya tak acuh terhadap Festival Topeng, kini berebut tampil. Banyak orang ternyata berkeinginan jadi pemain.
Tapi betulkah kita lebih suka ‘bertopeng’, daripada memperlihatkan wajah asli?
PARA PELAKON
Mbah Joyo: N. Riantiarno
Mas Genggong: Prijo S. Winardi
Laras: Sari Madjid
Lurah Jarkoni: Supartono JW
Saimun: Syaeful Anwar
Kasmun: Salim Bungsu
Bawor: Hengky Gunawan
Gubil: Raheli Dharmawan
Tuji: Yoga
Blentung: Adri Prasetyo
Mitro: Michael Yogi
Kirno: Dorias Pribadi
Peang: Herlina Syarifudin
Panjul: Vincent Ramco Sinaga
Orang-1/Yasmudi: Tonny Tokim
Orang-2/Kamto: Sena Sukarya
Orang-3/Parmi: Angga Yasti
Orang-4/Wahyuni: Ina Kaka/Tuti Hartati
Orang-5/Sanwiradji: Idrus Madani
MC: Anneke Sihombing/Tuti Hartati
Tiga Satria Utama/Centeng: Paulus Simangunson, Tonny Tokim, Ratna Ully
Parjan: Marshal Ariffano
Masyarakat Desa: Titin, Nasri Wijaya, Indah, Yuyun, Yayu, Adri, Yogi, Anneke, Ina, Tuti, Angga, Tokim, Lina, Dorias, Paulus, Marshal, Sena, Vincent, Naomi LG.
PARA PEKERJA
Karya dan Sutradara: Budi Ros
Asisten Sutradara: Ohan Adiputra
Penasehat: N. Riantiarno
Penata Musik: Idrus Madani
Skenografi: Syaeful Anwar
Penata Gerak: Ratna Ully
Penata Rias dan Rambut: Sena Sukarya
Penata Suara dan Akustik: Totom Kodrat
Penata Cahaya: Iskandar K Loedin
Para Pemusik: Idrus Madani, Ohan Adiputra, Eko Partitur, Anes Suchihandono, Glenn Randell, Ratna Ully, Prijo SW
Koordinator Artistik: Dorias Pribadi
Urusan Grafis: Aldin Siahaan
Urusan Busana: Angga, Yuyun, Yayu
Urusan Rias dan Rambut: Paijo, Jojo, Dessy Mulasari
Urusan Suara: Staff GBB-TIM
Urusan Cahaya: Staff GBB-TIM
Pencatat Latihan: Paulus Simangunson, Ina Kaka
Urusan Artistik dan Umum: Masnun, Tokim, Yogi, Hengky, Salim, Marshall, Yoga, Adri
Urusan Keuangan: Angga Yasti
Urusan Konsumsi: Tuti , Ina, Titin
Urusan Kesehatan: dr. Umar Said, Anneke Sihombing
Urusan Dokumentasi: Logo Situmorang, Desmaizal, Aldin
Urusan Sponsorship: Tim TEATER KOMA
Urusan Panggung: Herlina Syarifudin
Urusan Publikasi: TEATER KOMA, PKJ-TIM dan PT. DJARUM
Urusan Tiket: Anneke S, Tri Hastuti, Herlina, Tokim, Indah, Angga dan PKJ-TIM
Sekretariat: Herlina, Paulus
Pimpinan Panggung: Sari Madjid
Pimpinan Panggung: Tinton Prianggoro
Pimpina Produksi: Ratna Riantiarno