PERKAWINAN FIGARO



Figaro dan Susan, merencanakan pernikahan mereka. Restu pernikahan datang dari Almaviva – majikan mereka, penguasa sebuah puri – dengan satu syarat. Syarat itu, yang telah berabad – abad mentradisi, adalah : Almaviva harus mencicipi keperawanan Susan sebelum gadis itu diserahkan kepada suaminya yang sah, Figaro.
Menikmati hak itu dengan senang hati. Tentu saja karena pada dasarnya ia mata keranjang dan gemar mengganggu wanita – wanita bahkan yang sudah jadi istri orang. Para wanita itu, lantaran masih dalam lingkungan puri, mereka tak berdaya menangkis gangguan majikan mereka. Tapi kali ini, Almaviva ketemu batunya. Susan dan Figaro, sepasang pelayan yang cerdik, dengan berbagai akal menghindar dari bujuk rayu bahkan akal licik Almaviva. Mereka dibantu oleh Nyonya Almaviva yang menyesalkan ketidaksetiaan suaminya tapi juga ingin ‘memiliki’ kembali suaminya itu. 
Akal versus akal, siasat lawan siasat dan bujuk rayu kalah oleh kesetiaan cinta. Hambatan demi hambatan yang menghadang di depan Figaro disingkirkan dan tanpa diduga ia malah ketemu dengan ibu dan ayah kandungnya. Padahal, ia nyaris dipaksa untuk menikahi marselin, wanita yang ternyata adalah ibu kandungnya. Mereka dipisahkan oleh musibah berpuluh tahun lalu. 
Tokoh – tokoh jenaka bermunculan, masing – masing dengan gayanya. Bartolo, Bazil, Tjetje Rubin, Fanset, Tonio, Bridoison, Dobelmon dan banyak lagi. Mereka bukan hanya menyebarkan humor tetapi secara tidak langsung memercikkan ajaran tentang bagaimana menghadapi hidup yang serba keras dan korup ini. Dan itulah gaya khas TEATER KOMA : humor tanpa menggurui dan mengeritik tanpa berniat menyakiti. Lakon Prancis ini, oleh TEATER KOMA disadur dengan bebas. Peristiwanya kemudian dialihkan ke sebuah tanah partikelir di sekitar BATAVIA, pada akhir abad ke-19, saat Belanda masih menancapkan kuku kekuasaannya di Indonesia. Pada kenyataannya, lakon ini akhirnya menemukan akarnya di mana pun, sebab inti ceritanya sangatlah manusiawi : bahwa ‘kekuasaan cenderung korup’. Sesudah tertawa, semoga kita kemudia bersedia untuk bercermin.









The Marriage of FIGARO



Figaro and Susan are planning their marriage. The Blessing of the marriage comes from Almaviva – their Lord who holds the power of the castle – with one requirement. The requirement, a tradition for ages, is that Almaviva musti first taste the virginity of Susan before giving her to her husband, Figaro.
Almaviva as the ruler enjoys his right with pleasure. And of course, he has roving eyes and is fond of seducing all the women under his power. The women of the castle are usually powerless to stop his constant harrasment, however this time, Almaviva may finally meet his match. Susan and Figaro, clever servants of Almaviva, try to avoid his flattery and sly tricks. They are assisted by Mrs. Almaviva who regrets the unfaithfulness of her husband, yet would like to have him back.
Trick versus trick, strategy versus strategy, flattery is defeated by the power of love. Obstacle after obstacle facing Figaro are eliminated until unexpectedly he meets his real mother and father. In fact, he is almost forced to marry Marselin, the woman who is actually his real mother. They were separated by accident years ago.
The comical figures appear, each with their own style. Bartolo, Bazil, Tjetje Rubin, Fanset, Tonio, Bridoison, Dobelmon and many others. They are not only spreading humour but also teaching us about how to face this hard life full of corruption. And that is the particular style of TEATER KOMA : humour without sermonizing and criticism without the intention to hurt.
This French play was freely adapted by TEATER KOMA. The setting of the story was changed to a private area around Batavia at the end of the 19th Century when the Dutch still had power in Indonesia. In reality, this play has its root everywhere, because the essence of the story is so universal : “power has the tendency to corrupt.”
After launching, may we have the will to reflect.









PARA PELAKU

• TITI QADARSIH - Rosin, Nyonya Almaviva
• PRIJO S. WINARDI - Almaviva
• IDRIES PULUNGAN - Figaro
• SARI MANUMPIL - Susan
• CINI GOENARWAN, MURBANI AKMALSYAH - Marselin
• BOEDI ROS, JOSHUA PANDELAKU - Tjetje Rubin
• TAUFAN S. Ch. N, BUDI SOBAR - Bartolo
• RONI M. TOHA, BUDI SURYADI - Bazil
• SUBARKAH HADISARDJANA, - Tonio
MANTHA CITRA ALAMANDA
• SRIYATUN LEGIOWATI, - Fanset, Duet Gadis
 LILI NURINDAH SARI
• OTONG LENON - Dom Gusman Bridoison Alkatiri
• DUDUNG HADY - Dobelmon
• ROMA GIA - Solel
• DORIAS PRIBADI - Pedril
• ASMIN TIMBIL, MANTHA CITA, BUDI SURYADI - Para pengawal
• JUK NG, TONI TOKIM, ALEX FATAHILLAH, - Para Hakim
 INDRA LOGO SITUMORANG
• ANNEKE SIHOMBING - Penghuni Puri
   
















PARA PEKERJA

• Naskah karya : PIERRE DE BEAUMARCHAIS
• Terjemahan : ERLINA Cs.
• Saduran bebas : N. RIANTIARNO
• Sutradara : N. RIANTIARNO
• Asisten Sutradara : JOSHUA PANDELAKI
• Tata Artistik : SJAEFUL ANWAR
• Tata Musik : IDRUS MADANI
• Aransemen Musik : TIKO SUPRATIKWO
• Para Pemusik : IDRUS MADANI (Ukulele, Perkusi)
  BUDI INDERA CAHAYA (Gitar Akustik)
  TIKO SUPRATIKWO (Piano Akustik)
  EKO PARTITUR (Violin)
  BENNY HUSEIN (Cello)
  DUDY IMBANG WATJONO (Contra Bass)
  DONNY IRAWAN (Flute)
  ALI SABENI (Accordeon)
  OHAN ADIPUTRA (Kendang)
• Tata Rias & Rambut : SUBARKAH HADISARJANA
• Kosmetik oleh : REVLON
• Tata Gerak : TITI QADARSIH
• Tata Busana : ALEX FATAHILLAH
• Tata Grafis : TASCH Graphic Design
• Fotografi poster/Pamflet/Buku Acara/ : TASCH Graphic Design,
 Iklan RIZAL PAHLEFI
• Tata Cahaya : M. THAIB
• Tata Suara : SARTONO
• Urusan Grafis : DORIAS PRIBADI
• Urusan Cahaya : BUDI SOBAR
• Urusan Administrasi/Pemasaran/ :RATNA RIANTIARNO & TIM TEATER KOMA
  Sponsor
• Urusan Humas/Publikasi : RATNA RIANTIARNO ,DORIAS PRIBADI 
  & TIM TEATER KOMA
• Urusan Keuangan : ASMIN TIMBIL
• Urusan Karcis : SARI MANUMPIL & TIM TEATER KOMA
• Urusan Konsumsi : ANNEKE SIHOMBING, ASMIN TIMBIL
• Urusan Busana : DINI SAVITRI
• Urusan Rias & Rambut : ACHMEDI

• Urusan Artistik : NASRI WIJAYA, ROMA GIA,
  INDRA LOGO SITUMORANG
• Pencatat : ASMIN TIMBIL, BUDI ROS
• Fotografi Dokumentasi : RIZAL PAHLEVI, DESMAIZAL ZAINAL

• Pimpinan Panggung : NASRI WIJAYA
• Pimpinan Produksi : RATNA RIANTIARNO
• Produksi ke – 49 : TEATER KOMA
  bekerjasama dengan
  KEDUTAAN BESAR PERANCIS,
  PUSAT KEBUDAYAAN PERANCIS &
  GEDUNG KESENIAN JAKARTA