GORO-GORO

Mahabarata 2

Venue: GRAHA BHAKTI BUDAYA, PKJ – TIM

Tanggal : 25 Juli s.d 4 Agustus 2019

Jam Pertunjukan :  Senin – Sabtu = 19.30 WIB dan Minggu  = 13.30 WIB

 

TEATER KOMA, produksi ke-158, 2019

GRAHA BHAKTI BUDAYA

 

Karya & Sutradara: N. Riantiarno

 

Info Tiket:

0821 22 7777 09 • 021 735 0460 • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

 

 Pembelian tiket :

- EARLY BIRD DISC 20 % dimulai tanggal 26 Juni 2019, pukul 00:01 WIB s.d 2 Juli 2019, pukul 11:59 WIB (Kuota Terbatas).
 
- NOMAT (Nonton Hemat di hari Senin) DISC 20% dimulai 2 Juli 2019, pukul 13:00 WIB.

- REGULER harga normal dimulai 2 Juli 2019, pukul 13:00 WIB.

 

Tiket Online:

www.teaterkoma.org

GO-TIX.id

www.blibli.com

 

HTM:

SENIN NOMAT

Rp. 60.000 | Rp. 80.000 | Rp. 120.000 | Rp. 180.000 | Rp. 240.000 | Rp. 320.000

Weekday (Selasa – Kamis)

Rp. 75.000 | Rp. 100.000 | Rp. 150.000 | Rp. 225.000 | Rp. 300.000 | Rp. 400.000

Weekend (Jumat – Minggu)

Rp. 100.000| Rp. 150.000 | Rp. 225.000 | Rp. 300.000 | Rp. 400.000 | Rp. 500.000

 

Pemain:

SLAMET RAHARDJO DJAROT• idries pulungan • budi ros • RATNA RIANTIARNO• SARI MADJID

NETTA KUSUMAH DEWI • Rangga riantiarno • Tuti hartati • DORIAS PRIBADI

RATNA ULLY DAISY LANTANG • RAHELI DHARMAWAN • EMANUEL HANDOYO

BAYU DHARMAWAN SALEH  ANGGA YASTI • DANA HASSAN • SUNTEA SISCA

YULIUS BUYUNG • SIR ILHAM JAMBAKZULFI RAMDONI • DODI GUSTAMAN • INDRI DJATI • dll.

 

 

Pekerja:

Co-sutradara: ohan adiputrapenata artistik: idries pulungan

penata cahaya: deray setyadipenata musik: fero a. Stefanus

penata gerak: ratna ullypenata rias & rambut: sena sukarya

penasehat rias & rambut: subarkah hadisarjanapenata busana: rima ananda

Multimedia: DEDEN BULQINI • Pengarah Teknik: TINTON PRIANGGORO

Perancang Grafis: SAUT IRIANTO MANIK • Instruktur Vokal: NAOMI LG

Manajer Panggung: ARIFFANO MARSHAL • Pimpinan Produksi: RATNA RIANTIARNO


 

 

Sinopsis

 

Semar dan Togog turun ke marcapada dan ditugaskan menghamba kepada raja-raja di sana. Semar menjadi panakawan para ksatria yang membela kebenaran. Sedang Togog menghamba kepada para raksasa penyebar kejahatan.

 

Nasib mereka sangat berbeda. Semar sangat dihormati oleh para ksatria yang dibimbingnya. Pendapat dan nasehatnya dituruti. Sedangkan Togog, oleh para raja angkara, nasehatnya kadang didengar, lebih sering disepelekan.

 

Kini, Semar mengabdi kepada Raja Medangkamulyan, Prabu Srimahapunggung. Togog menghamba kepada Raja Raksasa Kerajaan Sonyantaka, Prabu Bukbangkalan.

 

Ketika Medangkamulyan panen padi melimpah-ruah, Sonyantaka malah diserang paceklik, maka Bukbangkalan pasang rencana merampok Medangkamulyan. Meski dicegah Togog, niatnya itu tetap dilaksanakan. Di tengah jalan, Bukbangkalan juga bersekutu dengan Batara Kala.

 

Apa yang akan terjadi terhadap kerajaan Medangkamulyan? Saran apa yang akan diberikan Semar untuk mengatasi serbuan para raksasa Sonyantaka? Apakah akhirnya Togog mampu menasehati Bukbangkalan agar tak menyerang Medangkamulyan?

 

 

Synopsis

 

Semar and Togog are sent down to marcapada and to become advisors for the kings there. Semar becomes one of the panakawans for the ksatrias, nobles who uphold justice. Meanwhile, Togog is to serve the evil-mongering giants, raksasas.

 

Their fates are quite the opposite. Semar is very respected by the ksatrias whom he mentored. They always heed his opinion and advice. Meanwhile, Togog is always being neglected, and the raksasa kings whom he served always belittle his opinions.

 

At the present, Semar serves the King of Medangkamulyan, Prabu Srimahapunggung. While Togong serves the King of Sonyantaka, Prabu Bukbangkalan.

 

While Medangkamulyan enjoys a period of abundant rice harvest, Sonyantaka faces drought, thus King Bukbangkalan plans to invade Medangkamulyan. Even though Togog advices him not to do so, he still commences his plan. Bukbangkalan even recruited Batara Kala as his co-conspirator in the Medangkamulyan invasion.

 

So what will happen to Medangkamulyan? What advice will Semar give to Medangkamulyan to counter the attack from those Soyantaka giants? Will Togog finally be able to advise Bukbangkalan to not attack Medangkamulyan?